Alasan Militer Menggunakan Seragam Loreng

Hasil gambar untuk seragam loreng TNI
news.okezone.com

Pernahkah kalian berfikir kenapa militer menggunakan seragam loreng atau seragam yang bermotif abstrak yang dipenuhi dengan corak coklat, hijau, hitam. Dengan menggunakan motif abstrak militer dapat mengkamunflasekan dirinya agar tidak terdeteksi oleh musuhnya, teknik ini juga merupakan salah satu teknik survival atau bertahan hidup. 

Dalam prakteknya penerapan dan bahan dalam teknik perang dapat digunakan untuk menyembunyikan mereka dari penglihatan visual (dengan mata telanjang).

dinsta
Tni indonesia update instagram

Awalnya para militer menggunakan baju dengan motif yang mencolok dan berani  dengan alasan supaya menakuti musuhnya, dapat mengidentifikasi pasukan ketika dalam kabut dan mengetahui apa bila ada pasukan yang membelot (kabur dalam perang). Baju loreng pertama kali digunakan pada tahun 1800 oleh beberapa unit militer dengan alasan untuk melindungi diri dari akurasi tembakan musuh.

Pasukan pertama yang menggunakan corak loreng adalah Resimen Senapan ke 95 dan Resimen Senapan ke 60 dibuat pada Perang Napoleon (abad ke 18) untuk memperkuat militer inggris. 

Ketika mereka menggunakan Riffles baker (sejenis senjata kala itu dengan bayonet atau pisau diujungnya) dan memperluas area pertempuranya, mereka menggunakan jaket hijau berbeda dengan resimen lain yang menggunakan warna merah tua.

Jadi kenapa pasukan kita menggunakan corak yang berwarna hijau sedangkan pasukan negara lain menggunakan corak berwarna coklat atau putih. Alasanya karena medan yang ada dinegara indonesia, negara kita didominasi dengan warna pepohonan yang hijau, tanah, kayu yang berwarna coklat.

Kenapa tidak menggunakan warna hitam? Warna yang menutupi dan mendominasi ketika gelap, memang pasukan khusus indonesia mempunyai seragam warna gelap tapi untuk berperang ketika siang hari warna gelap dapat menyiksa penggunanya, alasanya karena warna gelap dapat menyerap panas lebih dari warna yang lain.

dinsta
Tni indonesia update instagram
Kamuflase ini lebih ke arah pertahanan diri dan penglihatan visual, meski sekarang banyak teknologi unuk mendeteksi keberadaan manusia contohnya seperti sinar inframerah atau dengan menggunakan droid atau pesawat tanpa awak, namun juga sudah ditemukan berbagai cara untuk kamuflase yang berbeda pula, hal ini yang menjadikan pasukan indonesia menggunakan corak loreng.

Jadi apakah warga sipil boleh menggunakan atribut loreng?
Pada saat konferensi jenewa sudah diatur siapa yang disebut combatant (yang berhak menyerang dan diserang) dan non combatant (sipil, pihak yang seharusnya dilindungi) keduanya dibedakan dengan atribut yang dipakai secara resmi.

Apa yang terjadi kalau dalam suasana perang?
Apabila kedua belah pihak yang sedang berperang tidak dapat membedakan mana militer dan mana warga sipil dalam kekacauan perang. Semua yang menggunakan atribut militer akan diserang dengan alasan kehati hatian dan keselamatan kesatuan

Lalu bagaimana, apakah warga sipil boleh menggunakan motif loreng militer?
Boleh, selama itu bukan motif loreng TNI. Jadi pemakaianya harus sesuai keadaan, tidak boleh asal memakai motif milik TNI. Penggunaan seragam dan atribut militer oleh warga sipil sejatinya dapat membahayakan dirinya sendiri. Karena bila terjadi konflik militer mereka dapat menjadi sasaaran tembak kelompok militer dalam konflik senjata.

Aplikasi dari perlindungan warga sipil tertuang dalam Distinction Princeple (prinsip perbedaan), dimana dalam negara yang sedang berperang, maka penduduknya dibagi menjadi 2 kelompok militer dengan warga sipil, dibedakan dengan pakaian yang dikenakan. Militer yang mengenakan seragam dan atribut miliknya menjadi petunjuk bahwa mereka adalah kelompok yang sedang ikut berperang. 

Dengan demikian mereka menjadi legal untuk menyerang dan diserang. Sementara sipil dengan pakaian dan atribut yang dikenakannya, merupakan kelompok yang tidak ikut serta dalam berperang. Sehingga mereka tidak boleh menjadi sasaran kekerasan dan mendapatkan hak untuk mendapat perlindungan.


Komentar

Member of

Blogger Jakarta